Minggu, 11 Januari 2009

Kelas Pendalaman Pasca Kemah Seni

Kemah Seni pun usai dan 37 peserta kemah seni mulai menjalani proses di Sanggar, sebagai rangkaian awal, merekapun melakukan Observasi pada acara wisuda di Kampus, kemudian dilanjutkan dengan mengikuti kelas-kelas pendalaman materi sebagai kelanjutan dari Kemah Seni Sanggar Nuun, kelas pendalaman ini diadakan seminggu tiga kali (Selasa, Jum’at, Sabtu) dari tanggal 18 November hingga 6 Desember 2008 dengan beragam materi latihan yang beberapa di isi oleh teman-teman Sanggar sendiri, materi pada kelas pendalaman tersebut meliputi sastra di dampingi saudara Udin, teater oleh Bung Toni, artistik, Make-up, Kostum, Setting dan lighting oleh Wahyu Widayat Narko, Noval dan Mas Sahlan, olah tubuh dan olah vocal bersama Bung Ta’in, latihan musik di dampingi M. Faqih dan Umam, hingga latihan pantomim yang mendatangkan langsung ahli pantomim jogja Mas Reza.
Kelas tambahan ini adalah untuk melanjutkan dari apa yang telah di pelajari sebelumnya dalam kemah Seni dan kelas tambahan ini lebih pada prakteknya dari materi-materi kemah seni, sehingga peserta bisa langsung berfikir, berimajinasi dan sekaligus merasakan apa yang telahmereka inginkan. Dalam setting panggung contohnya, anggota baru di bagi menjadi empat kelompok dan setiap kelompok membuat setting sederhana sesuai dengan ide dari masing-masing kelompok. Setelah jadi sebuah panggung, setiap kelompok akan dievaluasi satu persatu sehingga menghasilkan kesepakatan bersama.
Selain sebagai pedalaman materi, latihan selama 9 kali pertemuan tersebut juga sebagai ukuran untuk melihat intensitas dan kesungguhan, keseriusan peserta kemah seni untuk berproses di Sanggar, sebelum mereka memasuki latihan panjang untuk Study Pentas (rencananya Januari 2009) dan memang betul dari sekitar 37 peserta, kelas-kelas pendalam hanya diikuti 20-an orang setiap pertemuan, namun hal yang lebih menarik untuk dilihat adalah keakraban dan ikatan emosional yang mulai terbentuk diantara mereka. Bahkan sesekali waktu kontrakan Sanggar di Gowok pun penuh sesak oleh riuh ramai teman-teman peserta kemah seni yang berkumpul sesama mereka menghabiskan malam di kontrakan Sanggar Nuun.
Saat tulisan ini di buat kelas pendalaman materi tinggal menyisakan 2 kali pertemuan yakni latihan musik ilustrasi bareng Mas Mamiek dan penyutradaraan yang diisi oleh Mas Salim. Nah setelah kelas pendalaman ini berakhir maka dilakukan penjadwalan ulang untuk latihan study pentas dengan intensitas yang lebih ketat bisa saja seminggu 6 kali bahkan rutin setiap hari.
Sebuah optimisme akan laju Bahtera Nuun, dimana peserta kemah seni kali ini lahir dari sebuah tantangan besar tentang kondisi carut-marut Kampus dewasa ini, sebuah usaha kita untuk tetap mampu Menysuri Kata, Melawan Hantaman Gelombang.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

sanggar nuun adalah arca kehidupan dan selalu hidup di setiap tikungan sejarahnya sendiri...tak selalu butuh pada orang-orang yang datang dan pergi, namun juga peduli pada yang masih punya sebuah ikatan yang bernama "sanggar Nuun".