Senin, 23 Februari 2009

Para Penghuni Baru Bahtera Nuun



(catatan proses studi pentas peserta Kemah Seni Sanggar Nuun 2008)


Jum'at & Sabtu, 13 & 14 Februari 2009 kemarin studi pentas peserta Kemah Seni 2008 Sanggar Nuun telah dilaksanakan, dengan 21 peserta yang bertahan, pementasan dua buah naskah yakni 'Sumpah waktu sampah batu' dan 'Bul diapusi' yang dibingkai dalam 'Sandiwara Sumpah & Tipu Daya', menyisakan beberapa kesan mendalam pada para pemain dan orang-orang di Sanggar yang terlibat proses. hal mendasar yang dirasakan para pemain adalah sekian proses selama hampir 3 bulan yang cukup melelahkan itu mereka ledakkan dalam permainan total diatas panggung, selain itu sebuah nilai yang diusung pada tema Kemah Seni Sanggar Nuun 2008, yakni 'Menyusuri Kata Melawan Hantaman Gelobang' benar-benar hadir dan mereka rasakan, beberapa hambatan yang menghadang selama proses latihan hingga pementasan pun harus disikapi dan disiasati, sekedar catatan lokasi pementasan Studi Pentas kali ini adalah berada di bangunan konstruksi Hall milik UIN yang belum jadi dan belum pernah disentuh siapapun, ini karena beberapa upaya untuk menggunakan lokasi pementasan yang lebih layak dimentahkan para pengelola Kampus.

Pementasan pertama 'Sampah waktu sumpah batu' yang disutradarai Abda Rizal dalam evaluasinya lebih banyak mendiskusikan wilayah teknis penggarapan dan basic keaktoran para pemainnya, sedangkan pada pementasan kedua 'Bul diapusi' yang disutradarai Mukhosis Noor dan dihadiri Pak Theo Sunu W penulis naskah Bul diapusi, mendiskusikan banyak hal tentang kesenian tradisi Langen Mandra Wanara yang disampaikan sebagai pesan pada pementasan Bul diapusi, membicarakan seluk beluk kesenian tradisi tersebut dan upaya nguri-nguri kesenian yang sekarang tinggal menyisakan 3 kelompok di Bantul. diluar evaluasi tersebut hadir fenomena baru dan mungkin sedang menggejala di Jogja yakni mulai ramainya antusias para penonton teater kampus, pementasan kemari pun ditonton sekitar 200 orang tiap malamnya, namun kebanyakan penonton tersebut adalah penonton umum dan sedikit dari kalangan komunitas teater maupun kesenian.

Studi Pentas adalah gerbang awal untuk menjadi penghuni bahtera Nuun dan proses selanjutnya telah menunggu, Menyusuri kata melawan Hantaman gerlombang.......
Bismillahimajreha Wa Mursaha....

Senin, 09 Februari 2009

Panflet Study Pentas 2009

Minggu, 11 Januari 2009

STUDY PENTAS PESERTA KEMAH SENI SANGGAR NUUN 2008

Study pentas adalah bentuk pertunjukan yang dikemas secara sederhana dan bertanggung jawab dalam estetiknya. Bentuknya lebih kepada teater, karena di dalam teater terdapat banyak hal seperti sastra dalam bentuk naskah, aktor, musik, setting, laighting, kostum, maku-up, dan lain sebagainya terutama pada keaktorannya. Dengan adanya setudy pentas anggota baru Sanggar Nuun bisa mengenal panggung juga sekaligus pentas dan bisa menyikapi reaksi penonton serta menyampaikan pesan sehingga setelahnya akan menjadi hal terbiasa dan menguasai.
Study pentas tidak semudah apa yang kita kira tetapi juga tidak serumit apa yang kita pikirkan bila kita lakukan dan kerjakan. Latihan dan latihan adalah syarat utama bagi anggota Sanggar Nuun karena pentas itu bukanlah puncak dari segalanya. Tentunya juga dengan keseriusan dan keihklasan kita semua.
Dalam latihan untuk study pentas membutuhkan minimal 1 – 1,5 bulan dan belum seberapa jika dibanding dengan pentas produksi yang memerlukan waktu latihan minimal 3-4 bulan.

Sandiwara Sumpah & Tipu Daya

Kali ini panitia membagi dua kelompok dengan dua naskah dan masing-masing kelompok terdiri dari 11-13 orang. Naskah pertama berjudul “Bul Diapusi” yang ditulis oleh Theo Sunu Widodo dan disutradarai Mukhosis Nur. Dalam naskah ini menceritakan bagaimana pentingnya menanggapi “nguri-uri kabudayan” yang beberapa waktu ini sering menjadi selogan masyarakat. Namun demikian para pemain dunia “rahasia” berbondong-bondong memanfaatkanya untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya. Karena pelestari budaya (tradisi) cenderung masyarakat yang udik, lugu dan mudah dimanfaatkan. Langen mandra wanara adalah salah satu kelompok yang dijadikan lahan oleh si Tan Kie Boel, namun di balik peristiwa “Bul Diapusi” ada satu rencana yang telah digariskan. (?)
Kemudian naskah kedua berjudul “Sampah Waktu Sumpah Batu” menceritakan raja yang senang berpetualang, suatu kali menyamar sebagai rakyat jelata, menilik sejauh mana rakyatnya menikmati pemerintahanya. Dia lantas menyadari, pemerintahanya berlangsung timpang dan kejam. Dia ingin memperbaiki keadaan itu dengan mengorbankan dirinya, bersekongkol dengan kawanan perampok, ikut menciptakan kejahatan dimana-mana, agar rakyatnya bangkit melawan dirinya. Sampai akhirnya ada intrik di tubuh istana yang digerakan senopati, yang menbuat segala rencananya terpaksa harus diganti. Naskah tersebut di tulis oleh muhammad tri muda’i. disutradarai oleh Abda Rifqi Rizzal.
Kedua naskah ini ketika ditarik sebuah benang merah adalah drama tentang penghianatan dan tipu daya. dengan sekitar 23 orang yang tersisa dari peserta KEMAH SENI 2008, proses latihan pun masih menampakkan geliat semangat dari para pemain.

Lebih lanjut datang dalam pementasannya pada bulan Januari 2009.
Latihan kali ini mungkin memiliki ciri yang berbada dari generasi sebelumnya karena setiap generasi memiliki ciri tersendiri asalkan tidak lepas dari garis-garis yang telah disepakati bersama. Proses demi proses dilewati bersama semangat berkreatifitas adalah modal utama untuk memberikan cerita pada dunia.

Selamat bagi anggota baru Sanggar Nuun, jangan berhenti teruslah berkreatifitas dalam menyusuri kata dan siap selalu melawan hantaman gelombang.

“Dua Penggal Tembang Cinta Dari Jogja Untuk Aceh”


Berkesenian apapun bentuknya tidaklah mengenal batas greografis. Berproses kesenian baik musik, lukis teater atau yang lainnya selalu ingin mencari ruang untuk berekspresi dan berbagi sebagai sarana komunikasi dengan masyarakatnya. Sebagai salah bentuk seni teaterpun terus mencoba eksis di tengah segala tantangan dan kondisi jaman. Lewat panggung teater ingin menghidupkan kembali lingkungan, masyarakat, bahkan negara atas depresi dan krisis sosial seperti yang terjadi saat ini. Teater ingin mengangkat kembali sisi-sisi kemanusiaan dari segala kekerasan, politik, cinta dan kecemburuan yang mencoba diejawantahkan lewat sisi estetik ini. Melalui proses-proses ini akhirnya teater bukan lah pertunjukan tanpa isi tapi bisa menjadi sebagai sebuah terapi.
Teater juga sebagai jalan yang bukan hanya menyampaikan ide-ide tanpa solusi, tapi ia juga refleksitas segala masalah. Mencari jalan keluar dan memberikan semangat kekreatifan pada masyarakat meski berbeda wilayah secara geografis. Hal ini yang kemudian terbukanya kerjasama antar komunitas dari berbagai daerah untuk memperkaya pengalaman proses kreatifitas dan kemasyarakatan. Di sisi lain juga menjadikan komunitas kesenian baik teater ataupun yang lainnya mampu berkembang di daerah manapun dan bertukar khazanah.
Sebagai jawaban atas manifestasi dan refleksi tersebut Sanggar Nuun Yogyakarta bekerjasama dengan Komunitas Tikar Pandan Aceh dan Teater Rongsokan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh akan melaksanakan lawatan kesenian keliling Aceh. Dengan mengeksplorasi lewat gerak, bahasa dan cinta dalam bentuk pementasan dari dua buah naskah cinta “Perkawinan Perak” dan “Sepasang Mata Indah”. Pementasan tersebut mengambil tema “Dua Penggal Tembang Cinta Dari Jogja Untuk Aceh”. Dalam produksi ini sanggar Nuun bukan hanya melakukan pementasan semata tetapi juga rihlah budaya dalam berbagai bentuknya.
Pementasan ini pun dikemas dalam "Tiga Patah Indah", sebuah rangkaian pemantasan dari Sabang, Banda Aceh serta Takengon 19-24 desember 2008, apresiasi luar biasapun diberikan masyarakat Aceh.
Sebagai sebuah proses, pengalaman pementasan di Aceh memberikan semangat dan spirit luar biasa bukan hanya bagi teman-teman yang berangkat ke Aceh, namun keluarga besar Sanggar Nuun Khususnya, terlebih proses ke Aceh bersamaan dengan proses latihan Study pentas peserta Kemah Seni Sanggar Nuun 2008 dan proses Saudara Toni Kartiwa, Wahyudin dan Wahyu N serta Saudari Ida dalam rangkaian "Tiga Patah Indah" di Aceh, dirasakan sebagai sebuah motivasi semangat bagi calon penghuni perahu Nuun saat ini(peserta Kemah Seni 2008).

Kelas Pendalaman Pasca Kemah Seni

Kemah Seni pun usai dan 37 peserta kemah seni mulai menjalani proses di Sanggar, sebagai rangkaian awal, merekapun melakukan Observasi pada acara wisuda di Kampus, kemudian dilanjutkan dengan mengikuti kelas-kelas pendalaman materi sebagai kelanjutan dari Kemah Seni Sanggar Nuun, kelas pendalaman ini diadakan seminggu tiga kali (Selasa, Jum’at, Sabtu) dari tanggal 18 November hingga 6 Desember 2008 dengan beragam materi latihan yang beberapa di isi oleh teman-teman Sanggar sendiri, materi pada kelas pendalaman tersebut meliputi sastra di dampingi saudara Udin, teater oleh Bung Toni, artistik, Make-up, Kostum, Setting dan lighting oleh Wahyu Widayat Narko, Noval dan Mas Sahlan, olah tubuh dan olah vocal bersama Bung Ta’in, latihan musik di dampingi M. Faqih dan Umam, hingga latihan pantomim yang mendatangkan langsung ahli pantomim jogja Mas Reza.
Kelas tambahan ini adalah untuk melanjutkan dari apa yang telah di pelajari sebelumnya dalam kemah Seni dan kelas tambahan ini lebih pada prakteknya dari materi-materi kemah seni, sehingga peserta bisa langsung berfikir, berimajinasi dan sekaligus merasakan apa yang telahmereka inginkan. Dalam setting panggung contohnya, anggota baru di bagi menjadi empat kelompok dan setiap kelompok membuat setting sederhana sesuai dengan ide dari masing-masing kelompok. Setelah jadi sebuah panggung, setiap kelompok akan dievaluasi satu persatu sehingga menghasilkan kesepakatan bersama.
Selain sebagai pedalaman materi, latihan selama 9 kali pertemuan tersebut juga sebagai ukuran untuk melihat intensitas dan kesungguhan, keseriusan peserta kemah seni untuk berproses di Sanggar, sebelum mereka memasuki latihan panjang untuk Study Pentas (rencananya Januari 2009) dan memang betul dari sekitar 37 peserta, kelas-kelas pendalam hanya diikuti 20-an orang setiap pertemuan, namun hal yang lebih menarik untuk dilihat adalah keakraban dan ikatan emosional yang mulai terbentuk diantara mereka. Bahkan sesekali waktu kontrakan Sanggar di Gowok pun penuh sesak oleh riuh ramai teman-teman peserta kemah seni yang berkumpul sesama mereka menghabiskan malam di kontrakan Sanggar Nuun.
Saat tulisan ini di buat kelas pendalaman materi tinggal menyisakan 2 kali pertemuan yakni latihan musik ilustrasi bareng Mas Mamiek dan penyutradaraan yang diisi oleh Mas Salim. Nah setelah kelas pendalaman ini berakhir maka dilakukan penjadwalan ulang untuk latihan study pentas dengan intensitas yang lebih ketat bisa saja seminggu 6 kali bahkan rutin setiap hari.
Sebuah optimisme akan laju Bahtera Nuun, dimana peserta kemah seni kali ini lahir dari sebuah tantangan besar tentang kondisi carut-marut Kampus dewasa ini, sebuah usaha kita untuk tetap mampu Menysuri Kata, Melawan Hantaman Gelombang.

Selasa, 02 Desember 2008

KEMAH SENI SANGGAR NUUN

PERJALANAN KEMAH SENI SANGGAR NUUN

Oleh : Pengurus Sanggar Nuun, 2008.


Kemah Seni yang sudah dilaksanakan oleh Sanggar Nuun Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, membawakan tema “Menyusuri Kata Melawan Hantaman Gelombang” merupakan suatau wadah untuk pembelajaran dan memahami Seni dan sekaligus sebagai perekrutan anggota baru.

Acara Kemah Seni dilaksanakan pada Hari Kamis- Minggu 06-09 November 2008 di ruang 406 Fakultas Adab UIN Suanan Kalijaga dan Laboratorium Geo Spasial Depok Pesisir Pantai Parang Tritis, merupakan agenda kepengurusan yang dilaksanakan satu kali dalam satu periode. Ada perubahan dalam Kemah Seni tahun ini. Panitia Kemah Seni bersama pengurus dan perwakilan dari warga Sanggar Nuun, mengkonsep acara Kemah Seni persis seperti Work Shop. Hanya perbedaannya pada jumlah hari pelaksanaan. Dalam Work Shop untuk menghabiskan materi sekaligus praktek membutuhkan tujuh sampai delapan hari sedangkan dalam Kemah Seni kali ini hanya menghabiskan empat hari. Lebih jelasnya Kemah Seni kali ini materi dan praktek lebih dipadatkan.

Pemateri Kemah Seni yang di isi oleh komunitas seni diluar Sanggar Nuun, juga sebagian banyak warga Sanggar Nuun sendiri seperti Mang Bachrum Bunyamin, Pakde Sengut, Awan T. Ridwan, Mas Ortega, Wahyudin, Mas Thony, Mas Iping, Bung Tain, dan lain sebagainya.

Kemah Seni kali ini di ikuti oleh tiga puluh tujuh peserta. Dua puluh tiga peserta dari Fakultas Adab UIN Sunan Kalijga, sebelas peserta dari luar Fakultas Adab, satu peserta dari kampus UAD, dan dua peserta dari Banda Aceh. Kemudian dari keseluruhan peserta mambaur menjadi satu seperti dalam sebuah keluarga yang selalu mengencangkan erat tangannya untuk melawan hantaman gelombang.

Kekeluargaan yang dibangun dalam Sanggar Nuun sangat kuat sekali, terwujud ketika Sanggar Nuun mempunyai gawe, anggota Sanggar Nuun angkatan pertama sampai generasi sekarang masih berkomikasi, nimbrung bareng dan saling memberi masukan. Bahkan pada tahap perencanaan Kemah Seni umpamanya telah hadir pula Mas Huda (Luarah Nuun Pertama) dan Mas Wawak yang memberi banyak masukan untuk mewarnai proses di dalam Sanggar Nuun. Seperti inilah keanggotaan Sanggar Nuun adalah satu keluraga walau keberadann yang jauh tetapi memiliki rasa yang sangat dekat.

PESERTA KEMAH SENI 2008

“Menyusuri Kata Melawan Hantaman Gelombang”

SANGGAR NUUN

FAKULTAS ADAB UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2008

NO

NAMA

PANGGILAN

FAK/JUR/SMT

NO. TLP

ALAMAT

1

Agus S

Najib Kailani

Adab/BSA/I

081927110583

Ambarukmo

2

Agus S.Widiyanto

Andi Warhol

Adab/IPI/ III

081913605060

Gowok

3

Aryani

Lutfi Manfaluti

Adab/SKI/I

085729664121

Sapen

4

Ari Ghorir Atiq

Sanusi Pane

Adab/BSA/I

085228214045

Gowok

5

Ainul Fahri

Charlie Caplin

Adab/SKI/I

087839294473

Jogja

6

Ahmad Wahyu Sudrajat

Nitzche

Adab/BSA/III

085642318843

Papringan

7

Andi Wahyu. P

Anton Chekov

Adab/SKI/I

085228530306

Jogja

8

Ach. Sulaiman

Stanilavsky

Adab/SKI/I

081904248807

9

Dawamul Mustai,in

A.A. Navis

Adab/SKI/I

085729320838

Temanggung

10

Fuari Atmim

Taufiq El Hakim

Adab/SKI/III

085292106025

Gowok

11

Imam Arofi

Naguib Mahfoudz

Adab/SKI/I

087858938159

Timoho

12

Ma’rifah. S

Rabindranath Tagore

Adab/SKI/I

085235291173

Jln. Kenari

13

Noviana

Pramoedya A. T.

Adab/SKI/III

081208609370

Sapen Raya

14

Nani Ranisah

Ronggo Warsito

Adab/SKI/I

085695212660

Sapen

15

Shofiatun

Raden Saleh

Adab/BSA/III

085228270588

Gendeng

16

Supriyadi

Nawal El Sadawi

Adab/SKI/I

085238768521

Pengok

17

Titin Mabrurah

Salman Rusdhi

Adab/BSA/III

085762620289

Papringan

18

Topan Akbar Asmara

Abu Nawas

Adab/IIPI/I

085643700302

Klaten

19

Nurul Fitri

Spinoza

Adab/SKI/III

085228242029

Krapiyak

20

Moch. Badrul Munif

William Blake

Adab/SKI/I

085292885121

Krapyiak

21

Mis Bahul Munir

Erasmus

Adab/SKI/VII

085643248393

22

Abdullah Faqih A-muchi

Leo Tolstore

Adab/IPI/D3/I

085762113746

Gresik

23

Okta Firmansyah

Affandi

Adab/BSA/I

085267956322

Sleman

24

Nanang Firdauz

Goethe

Tarbiyah/PBA/I

085293266991

Sapen

25

Rofi Fasolinanda

Van Gogh

Tarbiyah/PBA/I

085227332184

Gowok

26

Gugat Budi P

E. Alan Poe

Syariah/AS/III

085227828489

Gowok

27

Nur azizah SS

Kuntowijoyo

Syariah/MU/III

085762620262

Papringan

28

Anwar Fauzan

H.B. Yasin

Syariah/KUI/I

081395678286

Papringan

29

Ranto Ritandi

Iwan Simatupang

Dakwah/PMI/I

085641033627

Timoho

30

M. Arbianto

Armin Pane

Ushuludin/PA/I

085649322802

31

Ziaul Falaq

Mozard

Ushuludin/PA/I

02749112810

Maguwo Harjo

32

Junaidi

Umar Khayam

Ushuludin/AF/III

081913647077

Demangan

33

Adib Hasbullah

Bethofen

Soshum/KOM/I

085762568435

Pati

34

Eko Taufiq

Amrul Qois

Fishum/KOM/III

085737153098

Ambarukmo

35

Ahmad Nasrul Affandi

Sebastian Bach

UAD/ Sastra Inggris/I

085649513503

Gowok

36

Evi Zahayati

Reja Ali Haji

ACEH

085277498982

Takengon

37

Hanum Indria

Harry Rusli

ACEH

081360306796

Banda Aceh